Pentingnya Ketersediaan Air Untuk Peningkatan Produksi Tanaman
Air adalah unsur utama penyusun sel (protoplasma) tanaman. Air berperan dalam menjaga suhu tanaman, proses fotosintesi, respirasi, media untuk reaksi-reaksi biokimia dan penyerapan mineral dari dalam tanah. Kekurangan air akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, air harus tersedia di dalam tanah. Sumber utama dari air di dalam tanah adalah curah hujan (CH). Namun ketersediaan air di dalam tanah tidak hanya ditentukan oleh jumlah CH tetapi yang lebih penting adalah ketersediaan air untuk tanaman.
Faktor yang menentukan ketersediaan air yakni kemampuan tanah dalam menyimpan air di dalam pori air tersedia (pF 2,54). Parsen volume dari pori air tersedia tersebut berhubungan erat dengan kondisi fisik dan kimia tanah terutama bahan organik. Apabila sifat fisik tanah rusak dan kandungan bahan organik tanah rendah, air akan mudah hilang dari dalam tanah. Akibatnya air sering tidak tersedia untuk kebutuhan tanaman. Kondisi ini diperparah oleh perubahan iklim, salah satu indikasinya ialah distribusi CH tidak/kurang merata. Aktivitas petani di lahan perkebunan disinyalir telah membawa kepenurunan/kerusakan fisik tanah terutama akibat banyak kehilangan bahan organik tanah. Hal itu diantaranya terindikasi dari semakin menurunnya produktivitas tanaman perkebunan seperti kopi, kakao, lada dan komoditas lainnya di berbagai daerah sentra produksi.
Untuk mengatasi fenomena tersebut pengelolaan lahan perkebunan harus mampu memperbaiki dan meningkatkan kapasitas resapan air ke dalam tanah (infiltrasi), dan meningkatkan kapasitas simpanan air tanah, sehingga jumlah air tersedia untuk tanaman di dalam tanah meningkat. Kuncinya adalah memperbanyak penggunaan bahan organik. mengendalikan erosi, dan mengefektifkan penggunaan air melalui pembutan jebakan-jebakan air sehingga air di lahan perkebunan lebih banyak tersimpan di dalam tanah.